Beberapa waktu yang lalu, kami membaca sebuah
kisah yang ditulis salah seorang sahabat kami (muslimah) yang sedang
belajar di kota Duisburg, Jerman. Beliau menceritakan kisahnya ketika
bertemu dengan salah seorang gadis remaja di Jerman selama bulan
Ramadhan kemarin. Kisah yang membuat hati ini merinding karena gadis
Jerman muallaf tersebut telah mengajarkan kepada kita bagaimanakah
seharusnya bersikap dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Atas ijin
sahabat kami tersebut, kami tulis ulang kisah ini dengan beberapa
penyesuaian ejaan dan tanda baca tanpa mengubah makna. Selanjutnya, kami
membahas beberapa faidah yang bisa kita ambil dari kisah tersebut.
Setelah melewati komplek pemakaman penuh bunga, aku melewati komplek pemakaman berbaris dan berderet yang masing-masing besarnya hanya seukuran ubin. Membuatku berpikir lama. Makam apakah ini? Mengapa kecil sekali? Makam binatangkah? Maklum, orang Jerman ini mencintai anjing sebagaimana mencintai anak.
Kisah Makam Seukuran Ubin dan Seorang Gadis ABG Mualaf di Jerman
Beberapa waktu yang lalu aku melewati pemakaman orang Jerman. Terlihat seperti taman bunga, dengan deretan bunga warna-warni kecuali ada nisan menyembul di sela-selanya. Tampaknya kebiasaan orang Jerman menanam bunga di atas makam. Kalau tidak langsung ditanam di atas tanah, kadang pot-pot bunga diletakkan di atasnya. Tapi bukan ini yang aneh.Setelah melewati komplek pemakaman penuh bunga, aku melewati komplek pemakaman berbaris dan berderet yang masing-masing besarnya hanya seukuran ubin. Membuatku berpikir lama. Makam apakah ini? Mengapa kecil sekali? Makam binatangkah? Maklum, orang Jerman ini mencintai anjing sebagaimana mencintai anak.