Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke syorga. (HR. Muslim)

Saturday, October 18, 2014

Ngobrol Dengan Lelaki Nasrani - Part III


Diantara hal yang diutarakan oleh lelaki nasrani tersebut kepada saya ialah perihal pilihannya beragama nasrani. Menurut penuturannya, ia telah berpindah pindah dari satu agama ke agama lain, dari hindu ke islam,lalu ke nasrani,ndan katanya ia hanya mendapatkan hatinya di agama nasrani.
Akunya, Selama mencoba beragama hindu dan islam ia sama tidak merasakan adanya ketenangan dalam dirinya alias jiwanya tetap merasa hampa,mhingga ia merasa mantap beragama nasrani.
Saya mendengarkan penuturannya hingga ia selesai bercerita dengan sesekali menimpalinya dengan berkata: oooo, demikian ya pak?
Setelah ia selesai menceritakan pengalamannya berpindah pindah agama, giliran saya berkomentar.
Hal pertama yang saya ucapkan kepadanya adalah: pak, untuk urusan agama dan keyakinan bukan sekedar mantap, atau ketenangan, namun lebih pada urusan HIDAYAH alias PETUNJUK.

Ngobrol Dengan Seorang Nasrani - Part II

Diantara pembicaraan yang berlangsung antara saya dengan lelaki nasrani di kereta SANCAKA SORE adalah masalah Syi'ah.
Karena saya secara terencana berusaha menyusupkan pesan pesan dakwah dalam pembicaraan saya, maka nampaknya bapak tersebut ingin melakukan hal yang sama kepada saya. Karena itu dia menanyakan perihal PERPECAHn yang terjadi di tengah tengah ummat Islam. Ada sekte AHMADIYAH dan juga ada sekte SYI'AH yang terus menimbulkan keributan di tengah tengah ummat Islam.
Mendapat pertanyaan semacam ini saya merasa dibukakan kesempatan lain untuk menitipkan pesan pada diri bapak tersebut.
Saya memulai jawaban dengan berkata: oo, masalah ini adalah masalah yang biasa terjadi di setiap ummat. Dan kondisi serupa terjadi pula pada ummat nasrani, ada ortodok, ada protestan dan ada pula sekte YEHUWA.
Sebagaimana ummat nasrani meyakini kesesatan sekte YEHUWA, maka demikian pula ummat islam meyakini kesesatan sekte AHMADIYAH DAN SYI'AH.

Ngobrol Dengan Seorang Nasrani - Part I

Suatu hari di pejalanan pulang dari SOLO ke SURABAYA dengan kereta SANCAKA SORE, saya duduk di sebelah seorang nasrani.

Setelah duduk, saya segera menyapa bapak tersebut. Betapa terkejutnya dia, disapa oleh seorang laki laki berjenggot celana cingkrang.
Saya berusaha terus ngobrol dengannya, hingga akhirnya suasana pembicaraan benar benar cair dan ia mengaku bahwa ia beragama nasrani.
Pembicaraan kami berdua berlangsung sejak dari stasiun balapan solo dan baru berakhir di stasiun Gubeng surabaya.

Banyak hal yang kami bicarakan dan tentunya masalah agama dan idiologi.
Diantara yang ia sampai kepada saya adalah keterkejutan dirinya disapa oleh lelaki berjenggot dan celana cingkrang.

Dan sayapun menjelaskan bahwa agama islam mengajarkan ummat ya untuk berbuat baik kepada siapapun bahkan kepada hewan. Islam merestui ummatnya berbuat baik kepada orang kafir asalkan orang kafir itu tidak meremehkan atau melecehkan agama Islam, apalagi sampai memusuhinya.
Saya ramah dengan bapak semacam ini asalkan bapak tudak menyingguh keyakinan saya.

Monday, July 14, 2014

MENGHIDUPKAN MALAM RAMADHAN


BAGAIMANA MENGHIDUPKAN RAMADHAN?
 
Di antara amalan mulia di bulan ramadhan adalah shalat tarawih, tilawatul Qur’an, dan shadaqah. Marilah kita melihat bagaimana Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam mengerjakan semua itu agar kita mampu mengikutinya dengan baik sehingga ramadhan tahun ini lebik bermakna dari sebelumnya.

A. SHALAT TARAWIH

Shalat tarawih tidak asing lagi bagi kita di setiap bulan ramadhan, namun masih banyak di antara kita yang belum mengetahui bagaimana hakekat sebenarnya dari shalat tarawih ini, marilah kita mengkaji lebih lanjut tentang shalat tarawih dan beberapa hal yang berkaitan dengannya agar kita mampu mengamalkannya dengan lebih benar sesuai dengan sunnah.
·        Definisi Tarawih
Tarawih adalah shalat malam yang dikerjakan di bulan ramadhan. Di dalam bahasa arab tarawih artinya beristirahat, karena pada zaman salafus shalih mereka mengerjakan  shalat malam di bulan ramadhan dengan bacaan yang panjang dan dalam waktu yang lama, mereka membaca ratusan ayat yang panjang, hal ini menyebabkan sebagian di antara mereka bersandar kepada tongkatnya,  sehingga mereka memerlukan istirahat di antara setiap empat raka’at, maka setelah itu dinamakan tarawih.

Tuesday, July 8, 2014

Pak Prabowo, Kami Memilih Anda, Tapi.


photo



oleh Salim A. Fillah dalam Rajutan Makna. 05/07/2014


Pak Prabowo, kami memilih Anda, tapi..

Tapi sungguh orang yang jauh lebih mulia daripada kita semua, Abu Bakr Ash Shiddiq, pernah mengatakan, “Saya telah dipilih untuk memimpin kalian, padahal saya bukanlah orang yang terbaik di antara kalian. Kalau saya berlaku baik, bantulah saya. Dan kalau anda sekalian melihat saya salah, maka luruskanlah.”

Maka yang kami harapkan pertama kali dari Anda, Pak Prabowo, adalah sebuah kesadaran bahwa Anda bukan pahlawan tunggal dalam masa depan negeri ini. Barangkali memang pendukung Anda ada yang menganggap Andalah orang terbaik. Tetapi sebagian yang lain hanya menganggap Anda adalah sosok yang sedang tepat untuk saat ini. Sebagian yang lainnya lagi menganggap Anda adalah “yang lebih ringan di antara dua madharat”.
 Tentu saja, mereka yang tidak memiliih Anda menganggap Anda bukan yang terbaik, tidak tepat, dan juga berbahaya. 

Dan jika Anda, Pak Prabowo, nantinya terpilih menjadi Presiden, maka mereka semua akan menjadi rakyat yang dibebankan kepada pundak Anda tanggungjawabnya di hadapan Allah. Maka kami berbahagia ketika Anda berulang kali berkata di berbagai kesempatan, “Jangan mau dipecah belah. Jangan mau saling membenci. Kalau orang lain menghina kita, kita serahkan pada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Tuhan Maha Besar.”

Friday, July 4, 2014

Presiden Pilihan Kami

pilih presiden indonesia

 

Presiden Pilihan

Presiden siapa yang harus kami pilih? Mohon beri kami nasehat, semoga bermanfaat bg yg lain. Bukan krn kampanye, tapi krn orang awam agama dikhawatirkn salah sasaran. Sementara ini menentukan 5 tahun keadaan negara. Trim’s 

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Kita semua sadar, setiap manusia memiliki nilai kelebihan dan kekurangan. Tak terkecuali para capres yang ada di negara kita. Masing-masing ada nilai positif dan negatifnya. Di sini kami tidak sedang menimbang nilai positif dan negatif capres dari sudut pandang politik. Karena ini di luar kapasitas dan kemampuan kami.

Hanya saja, ada sebuah hadis yang mungkin bisa kita jadikan sebagai pertimbangan, siapakah capres yang layak untuk kita ajukan dan kita dukung untuk memimpin masyarakat Indonesia.

Hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِطُ

Keadaan seseorang sesuai dengan pemahaman agama teman dekatnya. Karena itu, perhatikanlah, siapakah orang-orang yang menjadi temannya. (HR. Ahmad 8028, Hakim dalam al-Mustadrak 7319, al-Baghawi dalam Syarh Sunah 3486, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Monday, June 2, 2014

Agama Jadi Bahan Lawakan di Stand Up Comedy


Kita tahu bahwasanya stand up comedy adalah ajang untuk menunjukkan siapakah yang paling lucu dan yang paling jago dalam membuat perut penonton mules. Namun bermunculan belakangan ini lawakan yang berbau SARA karena melecehkan ajaran-ajaran Islam. Bahkan yang melecehkan menamakan dirinya Ustadz. Dalam lawakannya gerakan shalat dilecehkan. Ia juga menyebutkan salah satu surat dalam Al Qur’an yaitu surat Al Ikhlas -yang disebut tsulutsul Qur’an (mengandung sepertiga Al Qur’an)-, dilecehkan dengan menyatakan bahwa surat tersebut dapat mengusir kucing. Setiap yang mendengarnya tertawa cekikikan.
Namun sangat disayangkan kenapa popularitas dicari dengan cara melecehkan ayat-ayat Allah padahal si pelawak berpecis dan berpakaian muslim?

Bahaya Melecehkan Al Qur’an

Yang kami sayangkan dari perilaku ustadz gadungan ini adalah melecehkan ayat Al Qur’an, beda halnya jika guyonannya tidak bawa-bawa agama. Padahal mempermainkan ayat Allah supaya buat orang lain tertawa dapat terkena ayat berikut.
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah: 65-66)