Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke syorga. (HR. Muslim)

Wednesday, March 5, 2014

Tanya Jawab Ringan Seputar Tauhid

[1] Apa yang dimaksud tauhid?
Jawab: Tauhid adalah mengesakan Allah dalam hal-hal yang menjadi kekhususan-kekhususan-Nya.
[2] Apa yang dimaksud kekhususan-kekhususan Allah itu?
Jawab: Kekhususan Allah bisa dibagi menjadi tiga bagian pokok; yaitu rububiyah, uluhiyah, dan asma’ wa shifat.
[3] Apa yang dimaksud rububiyah?
Jawab: Rububiyah adalah hal-hal yang berkaitan dengan penciptaan, pengaturan, dan penguasaan alam semesta. Allah adalah Rabbul ‘alamin, artinya pencipta, pengatur dan penguasa alam semesta.
[4] Apa yang dimaksud uluhiyah?
Jawab: Uluhiyah adalah hal-hal yang berkaitan dengan sifat ketuhanan atau peribadatan. Allah adalah ilaahin naas, artinya tuhan/sesembahan manusia. Oleh sebab itu ibadah hanya boleh ditujukan kepada-Nya semata.

Mengenal Hakikat Islam

Allah ta’ala berfirman,

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

Tidaklah Kami mengutus sebelum engkau [Muhammad] seorang rasul pun melainkan Kami wahyukan kepadanya; tidak ada ilah [yang benar] selain Aku, maka sembahlah Aku [saja].” (QS. Al-Anbiya’: 25)

Imam al-Baghawi rahimahullah menafsirkan makna perintah ‘sembahlah Aku’ dengan ‘tauhidkanlah Aku’ (lihat Ma’alim at-Tanzil, hal. 834)
Tentang dakwah Nabi Nuh ‘alaihis salam, Allah ta’ala berfirman,

لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ

Sungguh Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia berkata; Wahai kaumku, sembahlah Allah tiada bagi kalian sesembahan selain-Nya.” (QS. Al-A’raaf: 59).
Tentang dakwah Nabi Hud ‘alaihis salam, Allah ta’ala berfirman,

وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلَا تَتَّقُونَ


KERANCUAN Prof. DR QURAISY SYIHAB dalam Membolehkan "Selamat Natalan"


Setelah mengagetkan kaum muslimin Indonesia dengan fatwa sesatnya yang intinya "Boleh tidak berjilbab", ternyata Prof. DR. Quraiys Syihab –semoga Allah memberi hidayah kepadanya- juga mengagetkan rakyat muslim Indonesia dengan fatwanya "Boleh mengucapkan selamat hari natal".

Kalau dalam permasalahan jilbab Qurasiy Syihab menipu rakyat muslim Indonesia dengan menyatakan bahwa ada ulama yang membolehkan untuk tidak berjilbab –sehingga diapun memilih pendapat boleh tidak berjilbab sehingga diterapkan oleh sang putri Najwa Syihab- (lihat video Quraisy Syihab yang menjadikan jilbab lelucon, http://www.youtube.com/watch?v=psyjuCd_6kk), maka pada permasalahan Natalan kembali lagi Quraisy Syihab mengesankan kepada muslim Indonesia dengan menyatakan bahwa ada ulama yang membolehkan mengucapkan selamat natalan !.

Maka kita bertanya kepada sang Prof, ulama dari madzhab manakah yang membolehkan ucapan selamat natal kepada kaum nashrani?. Dalam kitab apakah pernyataan mereka tersebut?.