Para ulama telah berselisih menjadi dua pendapat tentang berapakah
jumlah minimal bidadari (yang diciptakan Allah di surga) yang akan
diperoleh setiap lelaki penghuni surga?,
Pendapat pertama
menyatakan bahwa setiap penghuni surga akan mendapatkan dua istri dari
wanita-wanita dunia dan 70 bidadari dari al-huur al-‘iiin (bidadari yang
diciptakan di surga). Dan inilah pendapat yang dipilih oleh Al-‘Irooqi,
beliau berkata
قد تبين ببقية الروايات أن الزوجين أقل ما يكون لساكن الجنة من نساء الدنيا، وأن أقل ما يكون له من الحور العين سبعون زوجة
“Telah
jelas dengan riwayat-riwayat hadits yang lain bahwasanya minimal bagi
penghuni surga dua orang istri dari wanita dunia dan 70 istri dari
bidadari” (Torh At-Tatsriib 8/270).
Dalil pendapat ini adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِنَّ
أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً، إِنَّ لَهُ لَسَبْعَ دَرَجَاتٍ،
وَهُوَ عَلَى السَّادِسَةِ، وَفَوْقَهُ السَّابِعَةُ، وَإِنَّ لَهُ
لَثَلاَثَ مِائَةِ خَادِمٍ، ... وَإِنَّ لَهُ مِنَ الْحُورِ الْعِينِ
لاَثْنَيْنِ وَسَبْعِينَ زَوْجَةً سِوَى أَزْوَاجِهِ مِنَ الدُّنْيَا،
وَإِنَّ الْوَاحِدَةَ مِنْهُنَّ لَيَأْخُذ مَقْعَدُتهَا قَدْرَ مِيلٍ مِنَ
الأَرْضِ
“Sesungguhnya penghuni surga yang paling rendah
kedudukannya memiliki tujuh derajat (tingkatan), dan ia berada di
tingkat yang ke enam, di atasnya tingkat yang ketujuh. Ia memiliki tiga
ratus pelayan… dan ia memiliki 72 istri dari al-huur al-‘iin (bidadari)
selain istri-istrinya dari para wanita dunia. Dan salah seorang dari
para bidadari tersebut tempat duduknya seukuran satu mil di dunia”
(HR Ahmad 2/537 no 10945, hadits ini adalah hadits yang lemah, pada
isnadnya ada perawi yang lemah yang bernama Syahr bin Hausyab)
Dan inilah pendapat yang dipilih oleh Al-Haafiz Ibnu Hajar, beliau
berkata tatkala menjelaskan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Huroiroh
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَلِجُ
الْجَنَّةَ صُوْرَتُهُمْ عَلَى صُوْرَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ لاَ
يَبْصُقُوْنَ فِيْهَا وَلاَ يَمْتَخِطُوْنَ وَلاَ يَتَغَوَّطُوْنَ
آنِيَتُهُمْ فِيْهَا الذَّهَبُ أَمْشَاطُهُمْ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ
وَمَجَامِرُهُمْ الألوة ورشحهم الْمِسْكُ وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ
زَوْجَتَانِ يُرَى مُخُ سُوْقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنَ الْحَسَنِ
وَلَا اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَبَاغُضَ قُلُوْبُهُمْ قَلْبُ رَجُلٍ
وَاحِدٍ يُسَبِّحُوْنَ اللهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا
“Rombongan
yang pertama kali masuk surga bentuk mereka seperti bentuk rembulan di
malam purnama, mereka tidak berludah, tidak beringus, tidak buang air.
Bejana-bejana mereka dari emas, sisir-sisir mereka dari emas dan perak,
pembakar gaharu mereka dari kayu india, keringat mereka beraroma misik,
dan bagi setiap mereka dua orang istri, yang Nampak sum-sum betis mereka
di balik daging karena kecantikan. Tidak ada perselisihan di antara
mereka, tidak ada permusuhan, hati-hati mereka hati yang satu, mereka
bertasbih kepada Allah setiap pagi dan petang” (HR Al-Bukhari no 3073)
Ibnu
Hajar berkata, “Dan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam وَلِكُلِّ
وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ “Masing-masing mereka mendapatkan dua
istri”, yaitu istri dari para wanita dunia. Imam Ahmad telah
meriwayatkan dari sisi yang lain dari Abu Huroiroh secara marfuu’
tentang sifat penghuni surge yang paling rendah kedudukannya bahwasana
ia memiliki 72 bidadari selain istri-istrinya yang dari dunia” (Fathul
Baari 6/325)
Adapun pendapat kedua, yaitu setiap
penghuni surga akan memperoleh dua istri. Dan dua istri ini adalah dari
kalangan bidadari surga, dan bukan dari kalangan para wanita dunia.
Dalam riwayat yang lain ada tambahan lafal yang menafsirkan dengan tegas
bahwa dua istri tersebut adalah dari kalangan bidadari. Dalam riwayat
yang lain
أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُوْرَةِ
الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ وَالَّذِيْنَ عَلَى آثَارِهِمْ كَأَحْسَنِ
كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إِضَاءَةً قُلُوْبُهُمْ عَلَى قَلْبِ
رَجُلٍ وَاحِدٍ لاَ تَبَاغُضَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَحَاسُدَ لِكُلِّ امْرِئٍ
مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ يُرَى مُخُ سُوْقِهِنَّ
مِنْ وَرَاءِ الْعَظْمِ وَاللَّحْمِ
“Rombongan yang pertama
kali masuk surga dalam bentuk rembulan di malam purnama, dan rombongan
berikutnya seperti bintang yang bersinar paling terang, hati-hati mereka
satu hati, tidak ada kebencian dan saling dengki diantara mereka.
Masing-masing mereka mendapatkan dua istri dari bidadari, yang Nampak
sum-sum betis-betis bidadari-bidadari tersebut di balik tulang dan
daging (karena cantiknya)” (HR Al-Bukhari no 3081 dan Muslim no 7325)
Dan
inilah pendapat yang diisyaratkan oleh Ibnul Qoyyim, ketika menjelaskan
lemahnya hadits Syahr bin Hausyab diatas. Beliau berkata, “Hadits
(Syahr bin Hausyab) ini munkar menyelisihi hadits-hadits yang shahih,
karena tinggi 60 hasta (yang itu merupakan tinggi penduduk surga
sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits yang shahih-pen) tidaklah
mungkin bisa menjadikan tempat duduk penghuni surga (sebagaimana dalam
hadits Syahr bin Hausyab di atas-pen) seukuran satu mil dunia. Yang
terdapat di shahih al-Bukhari dan shahih Muslim bahwasanya rombongan
pertama yang masuk dalam surga masing-masing dari mereka mendapatkan dua
istri dari kalangan bidadari, maka bagaimana bisa bagi orang yang
paling rendah kedudukannya di surga memperoleh 72 bidadari?” (Haadil
Arwaah 106)
Dan ini juga pendapat yang dipilih oleh Mahmud
syukri, dimana beliau berkata, “Yang terdapat dalam hadits-hadits yang
shahih hanyalah ((Bagi masing-masing penghuni surga dua istri)), dan
tidak terdapat dalam shahih (Al-Bukhari dan Muslim) tambahan lebih dari
dua istri. Jika hadits-hadits yang menyebutkan tambahan (lebih) dari dua
istri adalah hadits-hadits yang shahih maka maksudnya adalah
gundik-gundik sebagai tambahan selain dari dua istri… atau maksudnya
sang penghuni surga diberi kekuatan untuk menjimak jumlah bilangan
(tambahan) tersebut. Dan inilah yang datang dalam hadits yang shahih
lantas sebagian perawi meriwayatkan dengan secara makna lalu berkata,
“Maka bagi setiap penghuni surga jumlah sekian dan sekian bidadari”
(Syarh Abyaatul Jannah min Nuuniyah Ibnil Qoyyim 210-211), dan pendapat
kedua inilah yang dikuatkan oleh Syaikh Al-Albani (Ad-Dho’iifah dalam
syarah hadits no 6103)
Meskipun ada kekhususan bagi para
syuhadaa’ (mereka yang mati di medan jihad) maka bagi mereka 72
bidadari. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
إِنَّ
لِلشَّهِيدِ عِنْدَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ سِتَّ خِصَالٍ أَنْ يُغْفَرَ
لَهُ فِي أَوَّلِ دَفْعَةٍ مِنْ دَمِهِ وَيَرَى مَقْعَدَهُ مِنْ الْجَنَّةِ
وَيُحَلَّى حُلَّةَ الْإِيمَانِ وَيُزَوَّجَ مِنْ الْحُورِ الْعِينِ
وَيُجَارَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَيَأْمَنَ مِنْ الْفَزَعِ الْأَكْبَرِ
“Bagi
orang yang mati syahid di sisi Allah enam keutamaan, ia diampuni
tatkala pertama kali darahnya muncrat, ia melihat tempat duduknya di
surga, ia dihiasi dengan gaun keimanan, dan ia dinikahkan dengan 72
bidadari, ia diselamatkan dari adzab qubur, dan diamankan tatkala hari
kebangkitan” (HR Ahmad no 17182, At-Thirmidzi no 1663, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Shahihah no 3213)
Perselisihan
di atas adalah mengenai jumlah minimal bidadari yang akan diperoleh
para lelaki penghuni surgea. Tentunya jika seorang mukmin menghendaki
lebih dari dua bidadari maka akan dikabulkan oleh Allah berdasarkan
keumuman firman Allah
وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ
Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. (QS Fusshilat : 31)
Juga firman Allah
يُطَافُ
عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ
الأنْفُسُ وَتَلَذُّ الأعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (٧١)
Diedarkan
kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam
surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap
(dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya". (Az-Zukhruf : 71)
Apa saja yang dihasratkan dan diminta oleh penghuni surga maka akan dikabulkan oleh Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :
إِنَّ
لِلْمُؤْمِنِ فِى الْجَنَّةِ لَخَيْمَةً مِنْ لُؤْلُؤَةٍ وَاحِدَةٍ
مُجَوَّفَةٍ طُولُهَا سِتُّونَ مِيلاً لِلْمُؤْمِنِ فِيهَا أَهْلُونَ
يَطُوفُ عَلَيْهِمُ الْمُؤْمِنُ فَلاَ يَرَى بَعْضُهُمْ بَعْضًا
“Bagi
seorang mukmin di surga sebuah kemah dari sebuah mutiara yang berongga,
panjangnya 60 mil, dan bagi seorang mukmin dalam kemah mutiara tersebut
istri-istrinya, sang mukmin berkeliling mengitari mereka sehingga
sebagian mereka tidak melihat sebagian yang lain” (HR Al-Bukhari no 3243 dan Muslim no 7337)
Al-Munaawi
berkata, “Bagi sang mukmin istri-istri yang banyak, ia mengelilingi
istri-istri tersebut untuk menjimak mereka atau yang semisalnya,
sehingga sebagian bidadari tidak melihat bidadari yang lain karena
besarnya kemah mutiara tersebut” (At-Taisiir bi syarh al-Jaami’
as-Shogiir, 1/685)
Wahai para perindu dan peminang bidadari…
sadarkah anda betapa indah dan sempurna bidadari yang Allah siapkan
untuk anda…???. Bayangkan jika anda memasuki sebuah istana di surga yang
begitu cantik dan indah yang terbuat dari emas, permata, dan mutiara.
Lantas ternyata dalam istana tersebut puluhan bidadari sedang menanti
anda….seluruhnya tersenyum…seluruhnya merindukan kedatangan anda…
seluruhnya menyeru dan menyebut-nyebut nama anda dengan penuh
kerinduan…semuanya berlomba untuk melayani
anda….(Bersambung….sifat-sifat bidadari)
sumber : website Ustadz Firanda
No comments:
Post a Comment